< !-- -->
Gosulbar.com

Saturday, January 2, 2016

author photo
Ilustrasi
PT Lion Group telah menyelesaikan investigasi terkait perbuatan tidak pantas dari co-pilot di penerbangan JT990 tujuan Surabaya-Denpasar pada Sabtu (14/11/2015) atas laporan seorang penumpang bernama Lambertus Maengkom.

Lambertus mengadukan keluhannya di dalam pesawat tersebut melalui situs Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Salah satu aduannya adalah suara desahan yang terdengar lewat pengeras suara saat pesawat sedang mengudara.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan dalam keterangan tertulisnya yang diterima Beritasatu.com, menjelaskan bahwa suara mendesah yang dimaksud bukan seperti yang diberitakan.

"Namun, ketika co-pilot melakukan announcement, napas co-pilot tersebut seperti tersengal-sengal karena cara bicaranya memang seperti itu. Selain itu, posisi mic pada saat itu terlalu dekat dengan bibir sehingga pada saat menarik napas atau pada saat mau berbicara, terdengar seperti desahan," kata Edward.

Dalam hasil investigasinya juga ditegaskan bahwa co-pilot tidak dalam keadaan mabuk atau pengaruh narkoba seperti yang diberitakan dan dalam keadaan sehat. Hal ini diperkuat kesaksian pilot dan awak kabin yang lainnya.

Meski hasil investigasi tidak menunjukkan perbuatan menyimpang yang diduga dilakukan co-pilot itu, pihak Lion tetap menjatuhkan hukuman pelanggaran prosedur pengumuman terkait ucapan ulang tahun dengan pelarangan terbang (grounded).

"Terdapat pelanggaran prosedur announcement oleh co-pilot berupa ucapan selamat ulang tahun kepada salah satu awak kabin," kata Edward.

Selain suara desahan, dari pengeras suara itu juga sempat ditawarkan seorang pramugari janda kepada penumpang, dan tawaran itu tidak hanya keluar satu kali, melainkan beberapa kali.

Penerbangan pesawat kala itu juga terlambat tiga jam dari jadwal keberangkatan.

Kepada Detik.com, Lambertus memaparkan rangkaian peristiwa yang dilaporkannya. Berikut cerita lengkapnya:

14 November 2015

Pukul 17.00 WIB

Lambertus tiba di Bandara Juanda Surabaya. Dia hendak terbang ke Denpasar menggunakan pesawat Lion Air JT 990. Di jadwal, dia harusnya terbang sekitar pukul 19.15 WIB.

Pukul 21.15 WIB

Pesawat akhirnya berangkat setelah delay lebih dari dua jam. Para penumpang mengantre bergantian masuk ke dalam pesawat. Saat antrean tersebut, terdengar suara dari kokpit pesawat lewat speaker. Suara tersebut membuat para penumpang kaget.

"Pramugari kami ini ditinggal suaminya, gagal dalam pernikahan pertama. Janda cantik, berhidung pesek," demikian suara tersebut seperti ditirukan oleh Lambertus. Menurut Lambertus, itu diucapkan berulang-ulang, terutama kata janda.

Para penumpang sempat kebingungan. Mereka saling melihat satu sama lain dan terkesan panik. Namun tak bisa berbuat apa-apa.

Saat lepas landas, lampu kabin dimatikan. Lambertus sempat melihat ada gerak-gerik orang namun tak jelas siapa. Tak lama kemudian, ada suara-suara aneh kembali terdengar di pengeras suara pesawat. Suaranya seperti desahan. Terdengar juga suara seperti memanggil seseorang.

"Susah digambarkan (suaranya). Yang pasti desahan," kata Lambertus sambil mengatakan suara itu muncul beberapa kali. Penumpang di pesawat semakin ketakutan.

Pukul 22.00 WIB

Pesawat tiba di Bandara Ngurah Rai Bali. Seperti biasa, pramugari mengumumkan ketibaan di bandara dan para penumpang yang hendak transit agar menghubungi kru darat Lion Air. Nah, di tengah pengumuman ini ada lagi suara dari kokpit pesawat.

"Transit kemane?" ucap suara di kokpit pesawat tersebut.

Saat itu, pesawat dalam kondisi masih berjalan menuju area pemberhentian. Saat sabuk pengaman dilepaskan, pramugari menyampaikan pengumuman lagi yang menyatakan selamat datang di Bandara Ngurah Rai dan selamat malam. Namun muncul lagi celetukan dari kokpit pesawat.

"Krunya nge-rock!" ucap seorang pria di kokpit setengah berteriak seperti ditirukan Lambertus.

Setelah itu, lampu kembali dinyalakan. Para penumpang gelisah. Mereka sibuk berdiskusi dan bertanya-tanya, ada masalah apa dengan pilot tersebut. Sebagian ada yang emosi dan mau menyampaikan keberatan. Alasannya, penerbangan mereka dikemudikan oleh pilot yang seperti main-main.

Sebagian penumpang ada yang ingin menemui si pilot. Namun tak berhasil. Sempat muncul juga insiden gedor-gedoran pintu pilot. Di tengah kericuhan itu, pilot sempat keluar dan dia malah tertawa. Upaya Lambertus untuk menemui pilot tersebut juga tak berhasil. Mereka dihalangi oleh petugas Lion Air.

Sumber: Beritagar.id
your advertise here
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Gosulbar.com