< !-- -->
Gosulbar.com

Tuesday, March 3, 2015

author photo
Nihad Barakat, perempuan Yazidi, yang dijadikan budak seks
militan ISIS. | (British Muslim TV)
Sinjar, Suarasulbar.com -- Gadis Yazidi bernama Nihad Barakat berusia 16 tahun ketika diculik tahun 2014 oleh para komandan senior ISIS di Mosul, Irak utara.

Penculikan itu menjadi awal kisah pilu Nihad. Dia bercerita, setelah diculik, dijadikan budak seks, dijual ke militan ISIS lainnya, dipukuli, diperkosa dan kini hamil.

Nihad mengatakan, algojo kelompok ISIS atau Daesh itu tidak hanya menculik dirinya untuk dijadikan budak seks, tapi juga beberapa gadis Yazidi lain. Ada 27 anggota keluarga yang diculik para militan ISIS setelah wilayah Sinjar diserbu ISIS dua tahun silam.

Nihad hamil, tapi tidak tahu siapa ayah biologis dari calon anaknya karena ada beberapa militan ISIS yang memperkosanya. Dia juga mengaku dipaksa menikah dengan salah satu militan ISIS di Suriah.

Perempuan Yazidi itu sempat berhasil melarikan diri dari militan ISIS yang memaksanya, tapi ditangkap lagi dan jadi korban penganiayaan.

Beruntung, Nihad akhirnya bisa melarikan diri dari kelompok ISIS. Dia menceritakan kisah memilukan itu dalam wawancara untuk sebuah serial British Muslim TV.

Dia mengatakan, pria pertama yang memaksanya menikah adalah ekstremis asal Australia; Abdul Salam Mahmoud. Satu setengah bulan kemudian, ekstremis itu tewas di Suriah dan sempat jadi pemberitaan media-media di seluruh dunia.

Menurut Nihad, para komandan ISIS memberikan pilihan kepadanya; masuk agama mereka atau dibunuh.

”Mereka memisahkan kami menjadi tiga kelompok, pria, wanita yang sudah menikah dan wanita lajang, kemudian mengambil satu perempuan dan anak perempuan ke Mosul,” katanya.

“Kadang-kadang mereka akan datang dan mengambil gadis-gadis untuk kesenangan mereka. Mereka melakukan segalanya kepada anak-anak,” ujarnya, seperti dikutip Independent, Senin (2/5/2016).

Dipukuli nyaris saban hari, membuat perempuan Yazidi ini bertekad melarikan diri. Tekadnya berhasil setelah kematian Mahmoud. Tapi, dia tertangkap lagi di dekat Kirkuk saat dia mencoba untuk melakukan kontak dengan sisa anggota keluarganya.

”Ketika saya ditangkap di dekat Kirkuk, mereka membawa saya ke pemimpin (ISIS) lain dari Mosul. Namanya Abu Dzar,” katanya. ”Dia juga mengambil gadis Yazidi lain untuk dirinya sendiri. Setiap hari dia akan memberitahu saya bahwa saya harus menikah dengan pria lain.”

Sosok Abu Dzar ini diyakini sebagai Abu Rumaysah, algojo baru ISIS pengganti Mohammed Emwazi alias Jihadi John.

Berbicara kepada Independent menjelang pemutaran perdana seri baru dari wawancara itu, penyiar televisi Inggris, Joseph Hayat, mengatakan bahwa dia sangat yakin Nihad tahu siapa yang dia maksud dengan Abu Dzar itu.

”Dari informasi yang saya miliki, Dhar dianggap pemimpin di Mosul sekarang, dan dia sangat bersikeras dengan nama itu,” katanya.

”Kami bertanya apakah (orang) ini adalah orang asing atau warga biasa Irak dan dia mengatakan mereka adalah orang asing,” lanjut dia.

”Ketika kami menunjukkan gambar dari Siddhartha Dhar dia mengenali, tapi sangat dingin," katanya. ”Dia tidak ingin hal yang lebih jauh dan sangat gelisah.”

Nihad sekarang bekerja untuk meningkatkan kesadaran terhadap penderitaan orang-orang yang senasib dengan dirinya di yayasan AMAR yang berbasis di Inggris. Yayasan ini membantu fasilitas di kamp pengungsi Khanke di Irak utara, di mana Nihad tinggal bersama ibu, ayah dan saudara kandungnya.
your advertise here
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Gosulbar.com